Kamus One Way Sumbangan
Entah mengapa semalam disela obrolan dengan seorang teman, aku mengingatnya. Sosok yang memiliki andil besar dan sangat mendukungku untuk belajar bahasa Inggris.
Bowo Irianto namanya, aku memanggilnya mas meskipun secara garis keluarga harusnya aku memanggilnya oom. Entah siapa yang mulai dan mengajarkan itu, aku tidak ingat.
Aku masih SD kala itu, suatu sore mas Bowo membawa 2 orang asing dari Australia untuk diajak ke rumah. Semua orang kaget, siapa ini kok tiba-tiba ada orang asing dibawa ke rumah.....hahahahaha, mas Bowo bilang, dia ketemu mereka di terminal bus saat mereka diturunkan dari bus karena tujuan perginya ke Pacitan, sedangkan bus hanya sampai desa kami, Baturetno. Jadinya mereka terlunta-lunta di terminal. Kok ya ndilalah mas Bowo lewat. dan ditemulah mereka ini sambil diajak ke rumah kami.
Waktu itu aku cuman bisa ndomblong bin nggumun melihat dan mendengar mereka bercakap dalam bahasa Inggris. Tak satu katapun yang kumengerti, saat itu aku ibarat Scarlet Johansson di film Lost in Translation...bwahahahaha....hop sik ngawure. Di dalam kenggumunanku, aku berjanji kalau suatu saat aku juga akan menguasai bahasa Inggris dan bisa ikut ngobrol kalau ada orang ngobrol pakai bahasa Inggris...hihihihi...that simple.
Time goes by...dan akhirnya aku berangkat ke Solo untuk belajar di sana saat SMP, Kira-kira beberapa bulan setelah aku tinggal di Solo, mas Bowo memberiku sebuah kamus bahasa Inggris dengan hard cover hitam yang tulisan di covernya sudah tidak kelihatan. ajaibnya, kamus ini hanya kamus satu arah, alias kamus Inggris-Indonesia, nggak ada Indonesia-Inggrisnya.....wadhuh, ha njuk piye iki cah cilik ajaran sinau dipaksa untuk pegang kamus satu arah ahahahahahaha..... Kamus itu menurut mas Bowo adalah pemberian salah satu teman asingnya....mmm...pantes wae, apa perlunya Indonesia-Inggris bagi mereka hehehehhehe....
Tanpa saya sadari, ternyata kamus one way ini membuat saya seperti dipaksa belajar 2 kali lebih mempeng.
Dan di sinilah saya, 25 tahun kemudian....masih sering membuka kamus one way pemberian itu kala saya menemui satu atau banyak kata yang masih belum saya mengerti kala menonton film. Kamus one way itu letaknya masih dalam jangkauan tangan dari peturon saya.
Terlepas dari segala kontroversi hidupnya, mas Bowo adalah orang penting yang tangannya ikut membantu saya jadi seperti sekarang.
Kalau mas Bowo masih hidup, mungkin sekarang saya ngobrol pakai bahasa Inggris dengannya. Semoga kau tenang di sisi Gusti Allah ya mas....*Al Fatekah*
*belum kepikit untuk motret kamusnya, nyusul ya fotone*
Bowo Irianto namanya, aku memanggilnya mas meskipun secara garis keluarga harusnya aku memanggilnya oom. Entah siapa yang mulai dan mengajarkan itu, aku tidak ingat.
Aku masih SD kala itu, suatu sore mas Bowo membawa 2 orang asing dari Australia untuk diajak ke rumah. Semua orang kaget, siapa ini kok tiba-tiba ada orang asing dibawa ke rumah.....hahahahaha, mas Bowo bilang, dia ketemu mereka di terminal bus saat mereka diturunkan dari bus karena tujuan perginya ke Pacitan, sedangkan bus hanya sampai desa kami, Baturetno. Jadinya mereka terlunta-lunta di terminal. Kok ya ndilalah mas Bowo lewat. dan ditemulah mereka ini sambil diajak ke rumah kami.
Waktu itu aku cuman bisa ndomblong bin nggumun melihat dan mendengar mereka bercakap dalam bahasa Inggris. Tak satu katapun yang kumengerti, saat itu aku ibarat Scarlet Johansson di film Lost in Translation...bwahahahaha....hop sik ngawure. Di dalam kenggumunanku, aku berjanji kalau suatu saat aku juga akan menguasai bahasa Inggris dan bisa ikut ngobrol kalau ada orang ngobrol pakai bahasa Inggris...hihihihi...that simple.
Time goes by...dan akhirnya aku berangkat ke Solo untuk belajar di sana saat SMP, Kira-kira beberapa bulan setelah aku tinggal di Solo, mas Bowo memberiku sebuah kamus bahasa Inggris dengan hard cover hitam yang tulisan di covernya sudah tidak kelihatan. ajaibnya, kamus ini hanya kamus satu arah, alias kamus Inggris-Indonesia, nggak ada Indonesia-Inggrisnya.....wadhuh, ha njuk piye iki cah cilik ajaran sinau dipaksa untuk pegang kamus satu arah ahahahahahaha..... Kamus itu menurut mas Bowo adalah pemberian salah satu teman asingnya....mmm...pantes wae, apa perlunya Indonesia-Inggris bagi mereka hehehehhehe....
Tanpa saya sadari, ternyata kamus one way ini membuat saya seperti dipaksa belajar 2 kali lebih mempeng.
Dan di sinilah saya, 25 tahun kemudian....masih sering membuka kamus one way pemberian itu kala saya menemui satu atau banyak kata yang masih belum saya mengerti kala menonton film. Kamus one way itu letaknya masih dalam jangkauan tangan dari peturon saya.
Terlepas dari segala kontroversi hidupnya, mas Bowo adalah orang penting yang tangannya ikut membantu saya jadi seperti sekarang.
Kalau mas Bowo masih hidup, mungkin sekarang saya ngobrol pakai bahasa Inggris dengannya. Semoga kau tenang di sisi Gusti Allah ya mas....*Al Fatekah*
*belum kepikit untuk motret kamusnya, nyusul ya fotone*
Comments
Post a Comment